Selasa, 25 Mei 2010

Navigasi Astronomi

DASAR-DASAR NAVIGASI ASTRONOMI

Sebagai salah satu sistem di dalam ilmu pelayaran navigasi astronomi telah dikenal sejak lama, untuk menjamin keselamatan pelayaran sistem tersebut ditumbuhkembangkan sesuai kemajuan ilmu dan teknologi.
Para perwira di kapal pelayaran samudera setiap hari menggeluti navigasi astronomi, khususnya jika kapal berada di laut luas yang jauh dari daratan. Sebagai awal mempelajari navigasi astronomi terlebih dahulu perlu mengenal beberapa pengertian dasar.

1.Pengertian
Navigasi astronomi adalah suatu sistem penentuan posisi kapal melalui observasi benda angkasa seperti matahari, bulan, bintang-bintang dan planet-planet.Instrument navigasi yang digunakan adalah sextant, chronometer dan compass dengan perhitungan tabel-tabel serta Almanak nautika.
2.Bulatan Angkasa
a. Sebagaimana telah dipelajari dalam ilmu bintang bahwa koordinat benda-benda angkasa pada bulatan angkasa dapat ditentukan dengan 3 (tiga) tata koordinat, yaitu :
(1.) Tata koordinat horison dengan argumrn azimuth dan tinggi benda angkasa.
(2.) Tata koordinat katulistiwa dengan argumen rambat lurus dan zawal benda angkasa.
(3.) Tata koordinat ekliptika dengan argumen lintang astronomis dan buur astreonomis benda angkasa.

b. Mengenal beberapa definisi
(1.)Bulatan angkasa adalah sebuah bulatan dimana planet bumi sebagai pusat, dengan radius tertentu dan semua benda-benda angkasa diproyeksikan padanya.
(2.) Katulistiwa angkasa adalah sebuah lingkara besar di angkasa yang tegak lurus terhadap poros kutub utara dan kutub selatan angkasa.
(3.) Meridian angkasa adalah lingkaran tegak yang melalui titik Utara dan titik Selatan .
(4.) Lingkaran deklinasi adalah sebuah busur yang menghubungkan kutub utara dan kutub selatan angkasa melalui bwenda angkasa tersebut.
(5.) Deklinasi (zawal) benda angkasa adalah sebagian busur linkara deklinasi, dihitung dari katulistiwa angkasa ke arah Ytara atau Selatan hingga benda angkasa tersebut
(6.) Azimuth benda angkasa adalah sebagian busur cakrawala, dihitung dari titik Utara atau Selatan sesuai lintang penilik, ke arah Barat etau Timur sampai ke lingkaran tegak yang melalui benda angkasa, diukur dari 0 derajat sampai 180 derajat.
(7.) Rambat lurus adalah sebagian busur katulistiwa angkasa, dihitung dari titik Aries ke arah berlawanan dengan gerakan harian maya, sampai ke titik kaki benda angkasa.
(8.) Titik Aries adalah sebuah titik tetap di katulistiwa angkasa , dimana matahari berrada barada pada tanggal 21 Maret,
(9.) Lingkaran vertikal pertama adalah lingkaran yang menghubungkan Zenith dan Nadir melalui titik Timur dan titik Barat.
(10.) Lintang Astronomis adalah sebagian busur lingkaran lintang astronomis benda angkasa, dihitung dari ekliuptika hingga sampai ke benda angkasa.
(11.) Bujur Astronomis adalah sebagian busur lingkaran eklipyika, dihitung dari titik Aries dengan arah yangf sama terhadap peredaran tahunan matahari, sampai pada titik proyeksi benda angkasa di ekliptika.
(12.)Greenwich Hour Angle (GHA) atau sudut jam barat Greenwich, adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa Greenwich ke arah barat sampai meridian angkasa yang melalui benda angkasa, dihitung dari 0 derajat sampai 360 derajat.
(13.) Local Hour Angle (LHA) atau sudut jam barat setempat adalah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari meridian angkasa penilik ke arah barat samapi meridian yang melalui benda angkasa dihitung dari 0 derajat sampai 360 derajat.
(14.) Siderial Hour Angle (SHA) atau sudut jam barat benda angkasa, adlah sebagian busur katulistiwa angkasa diukur dari titik Aries ke arah barat, sampai meridian yang melalui benda angkasa dihitung dari 0 derajat sampai 360 derajat.

Selanjutnya koordinat-koordinat ini akan merupakan istilah baku yang digunakan dalam navigasi astronomi, baik pemakaian tabel-tabel atau diagaram maupun almanak nautika.
Lukisan bulatan angkasa di atas berlaku untuk penilik yang berada di lintang Utara (Kutub Utara angkasa berada di atas titik Utara).

3.Kesaksamaan Navigasi Astronomi

Seorang navigator di kapal harus mampu membawa kapalnya ke tempat tujuan dengan tepat dan aman. Kecermatan perhitungan dan pengamatan ditunjang oleh kemampuan mengambil keputusan secara tapat waktu dan tepat sarana, merupakan tuntutan terhadap kemampuan seorang Perwira Nautika.
a.Dibandingkan dengan sistem navigasi yang lain tingkat kesaksamaan navigasi astronomi cukup baik khususnya jika kapal berada jauh dari daratan. Pada sistem navigasi satellite yang dimulai dari NNSS (Navy Navigation Satellite System) hingga GPS (Global Positioning System) posisi juga diperoleh secara akurat, sebagai salah satu alternatif dalam penentuan posisi kapal di laut.

b. Latihan Praktek
Menyadari sepenuhnya bahwa navigasi memerlukan banyak keterampilan praktak, maka pengalaman berlayar sebagai perwira kapal pelayaran samudera selama sedikitnya 5 tahun mutlak diperlukan. Pengalaman empiris menunjukkan seorang Perwira dengan ijazah Mualim Pelayaran Besar II dan pengalaman berlayar minimal 5 tahun di kapal palayaran samudera, akan cakap dan memenuhi syarat sebagai perwira navigasi baik dalam aspek pengoperasian, pemeliharaan maupun keselamatan pelayaran.

Rumah Pedoman Kompas dan Sistem Kemudi

RUMAH PEDOMAN

Adalah rangka tertutup di mana semua bahan dari dari sebuah pedoman di tempatkan, biasanya rumah pedoman ini di buat dari kayu, di tempatkan secara tetap di anjungan, di depan roda kemudi, di atas anjungan di deck compass dan mungkin juga di kanan kiri anjungan atau buritan kapal sebagai tempat pedoman darurat.
Bentuk rumah pedoman ini biasanya bulat bersegi-segisetinggi 2 meter.

Bagian-bagian yang termasuk rumah pedoman adalah:
1. tutup rumah pedoman:tutup rumah pedoman terletak di nagian atas.dan berfungsi sebagai penutup pedoman segingga terlintang dari hujan maupun panas matahari
2. tandung tanduk dari pasangan cincin lanja yang membujur kapal di tempatkan pada rumah pedoman maka pada rumah pedoman terdapat beberapa pagas/per.
3. bola penimbal pada rumah pedoman bagian luar agak di bawah dari tutup rumah pedoman. Pada sisi kanan kiri di tempatka 2 buah bola besi yang cukup besar.
4. batang-batang besi penimbal: berfungsi untuk menimbal atau menetralkan pengaruh-pengaruh magnit lain sekitar kapal. Batang ini di buat dari sesi lunas. Dan di tempatkan di bagian belakang
5. bola lampu penerangan: befungsi memberi penerangan pada pedoman(malam hari) terpasang pada bagian dalam rumah pedoman. Untuk perbaikannya di pasang pintu kecil di bagian belakang rumah pedoman.
6. clinometer: terpasang pada bagian luar pada rumah pedoman berfungsi untuk melihat sudut kemiringan kapal.

Deviasi: penyimpangan penujuk utara selatan piring pedoman terhadap arah utara selatan magnit bumi.
Variasi: penyimpangan arah utara-selatan magnit bumidari arah utara-selatan sejati pusat penyimpangan dari kanan kiri utara-selatan sejati di beri tanda(+) dan yang kekiri sebaliknya di beri tanda (-)
Agoone: garis di dalam peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki perubahan variasi nol(0) derajat.
Issalogone: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki perubahan variasi yang sama.
Osagone: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki variasi sama (bukan nol derajah)
Akline: garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki sudut-sudut inklasi nol deraja.

Prinsip kerja

Piringan pedoman di lekukkan di atas pengapung.di bawah pengapung di gantungkan batang-batang magnit.keseluruhannya di letakkan dalam cairan sehingga bila berada dalam medan magnit bumi piringan dapat berputar. 9dengan bebas) bila kapal diam maka piringan pedoman juga akan ikut diam dengan skala 360/ utara menunjuk kutub bumi tepat pada arah bidang lunas tinggi pada bagiandalam ketel pedoman di tempatkan garis layer. Skala derajah piringan pedoman yang mengimpit/ bersatu dengan garis laya adalah menunjukkan arah haluan kapal misalkan bila skala 090 berimpit dengan garis layer, berarti haluan kapal adalah 090 derajah

Fungsi dari setiap bagian pedoman basah adalah:
1. Sumbat
Apabila air ketel pedoman berkurang(dapat dilihat dengan adanya gelembung udara di dalam ketel), maka harus ditambahkan air sulingan campur alcohol.
Ketel ditahan pada posisi miring dengan sumbat ditempatkan di bagian atas, kemudian sumbat dibuka.
Melalui lubang air sulingan diisikan dan kemudian sumbat dpat ditutup kembali.
2. Pengapung
Piringan bertambah berat dengan / oleh adanya jarum-jarum yang cukup berat.
Ini akan mengakibatkan tekanan lebih besar pada ujung runcing semat dan sungkup pda bagian bawah.
Untuk mengatasi hal itu dipasang sebuah pengapung di bawah piringan pedoman.
3. Iromol
Karena terjadinya perubahan suhu naik turun, maka akan terjadi penyusutan/ pemuaian cairan di dalam ketel.
Pedoman dengan adanya bentuk tromol yang tertutup atas bergebang yang dapat berfungsi sbagai pegas, maka naiknya tekanan akibat pemuaian cairan dapat diatasi . Demikian pun akibat dari penyusutan cairan ketel sehingga tidak akan terjadi gelombang-gelombang di dalam ketel.
4. Jembatan dari Bahan Kuningan
Karena tromol yang memiliki gaya pegas, maka apabila dudukan langsung ditempatkan di atas penutup, maka akan terjadi penunjukan yang salah karena semat dan piringan pedoman ikut turun naik perubahan tromol.
Hal ini dibatasi dengan memasang sebuah jembatan dari bahan kuningan.
5. Pemberat
Berfungsi untuk lebih menstabilkan ketel pedoman.
Pemberat ini umumnya dibuat dari timah hitam.
6. Piringan Pedoman
Besarnya piringan pedoman(garis tengah pirinagn) tidak boleh terlampau besar agar terdapat jarak yang cukup antara piringan dan ketel.

Pada saat kapal berputar, cairan di dalam ketel akan ikut berputar. Gaya putar terbesar akan terdapat pada caiaran di dalam dinding ketel. Bila tepi piringan pedoman akan terputar, penunjukan pedoman akan banyak menyimpang/ salah.

Beberapa catatan dan hal yang perlu diperhatikan secara keseluruhan pedoman basah basah lebih baik daripada pedoman kering karena memiliki momen besar, lebih tenang karena memiliki kelengkapan peredam getaran dan goncangan yang lebih banyak.
Meskipun ada juga kerugiannya, yaitu pedoman basah lebih sukar diperbaiki dan ditimbang. Selanjunya hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pedoman di kapal adalh:
1. Salah kolimasi akan timbul bilamana garis utara selatan pada piringan pedoman tidak jatuh sama. Pada poros magnrtis pedoman.
2. Pedoman tolak (standar komaps) harus ditempatkan sedekat mungkin dengan bidang lunas linggi dan jauh dari massa besi yang besar dan besi lunas seperti tiang kapal, cerobong- cerobong peranginan, balok geladak, serta dinding-dinding lebar
3. Pedoman buritan harus juga ditimbang bersamaan dengan pedoman-pedoman lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar